Sabtu, 11 Agustus 2012

My Rainbow

Cerpen ini dibuat secara mendadak. gak panjang-panjang amat.
Karna tugas yang membutuhkan cerpen, akhirnya lahirlah cerpen yang menurut saya banyak typo nya -___-.

Happy Reading ;;)
_________________________________________________________________________________

My Rainbow

"Karena dibalik derasnya hujan, ada sesuatu yang indah setelahnya." 

========================================================================

Carissa’s POV

Aku kembali menatap derasnya hujan di depanku. Mengingatkanku untuk tetap setia menunggu di sini, menunggu janjimu yang tak kunjung kau tepati.

“Aghaaaa....” aku meneriakkan namanya di tengh hujan deras itu.
“Hahaa, masihkah kah kau ingat padaku?” tawaku masam menahan tangis.

Tanpa terasa buliran-buliran bening dari mataku berhasil keluar dan telah menyatu dengan derasnya hujan itu.

“Still loving me? Aku masih mencintaimu.” Batinku.

Flashback.

“Kamu suka hujan, kan?” Tanya Agha.
“Iya.” Aku menganggukan kepalaku. “Kenapa?” kataku berbalik tanya.
“Oh, tidak. Aku hanya ingin bermain hujan denganmu. Ayo, ikut aku!” dia menarik tanganku menuntunku ke tengah hujan seraya tersenyum.
“Pelan-pelan, Gha. Ini licin.”
“Iyaa, Iyaa..” Dia menggenggam tanganku dan kami pun mulai bergabung dengan derasnya hujan.

“Suka, suka, sukaaa... Aku sangat suka ini, Sayang.” Aku berteriak layaknya anak kecil.
“Hmmm, Kamu panggil aku “Sayang”, Cha? Aku gak salah denger kan? Haha..” Dia tertawa dan menyebabkan kedua matanya hilang diantara seringai tawanya.
“Yak, kau ini.” Aku memukul pelan lengannya.

“Aw, Sakiit sayang..”
“i love you.” Ucapnya tulus.
“Aku juga.” Jawabku sambil tersenyum.

“Huh, aku pasti akan merindukan saat-saat seperti ini.” Ucapnya.
“Kenapa?” tanyaku bingung.
“Aku pasti merindukanmu, sangat sangat merindukanmu. Pasti.. Pasti Sayang..”
“Ya, kenapa?” aku kembali bertanya.
“Seandainya aku lulus dalam beasiswa tersebut. Aku pasti akan pergi ke Singapore, dan pastilah aku akan merindukan saat-saat seperti ini, terlebih lagi dirimu.”
“Benarkah? Yeee.. Sayangku Hebaat!” aku bertepuk tangan. “Tapi, kita harus puruskah?” aku berubah murung.
‘’Oh, Tidakk.. aku tak mau.” Jawabnya.
“Benarkah?” aku bertanya.
“Iya, percayalah. Walaupun kita akan berjauhan nantinya. Percayalah, aku akan selalu menghubungimu. Aku berjanji.!” Dia menatapku lekat.
“Iya, ku tunggu kau kembali dan menepati janjimu.” Aku tersenyum, lalu dia memelukku, hangat. Seakan tetesan hujan yang dingin itu, tak terasa lagi.

Flashback end.

“Aku masih menunggu janjimu, Agha Dinar Putra-Ku. I love you.” Aku bergumam disela-sela tangisku.
“Gha, cepet pulang. Aku masih disini nungguin kamu. Tepatin janjimu, Gha. Aku kangen kamu. Sungguh!” Aku kembali terisak.

***

Agha’s POV

Hujan. Mengingatkanku pada seseorang di sebrang sana, yang sangat menyukainya. Gadis itu sangat menyukai hujan. Menurutnya hujan itu menarik, karna di balik hujan akan ada sesuatu yang indah setelahnya. 

Aku tak tau, apakah dia masih mengingat janjiku padanya. Mungkin hanya kata 'Maaf' yang bisa ku lontarkan padanya. Maaf karna tak bisa menepati janji itu padanya. janji untuk selalu setia padanya. janji untuk kembali padanya. 

"Maaf, Cha." Gumamku tak sadar, sambil menatap jendela apartementku yang sudah dipenuhi bintik-bintik embun sejak tadi. 

ddddrtrddrt drrtt drrrt... 
Handphoneku bergetar, ku lihat nama yang tertera di layar nya. sambil sedikit tersenyum, aku pun mengangkatnya. 

"Aghaaaaa..." Sapa suara gadis riang di telpon itu. 
"Hmm.. Kenapa?" jawabku singkat. terdengar sangat acuh mungkin. 
"I miss you. Do you Miss me ? I miss you so, dear." Ujarnya dengan logat bahasa inggrisnya yang sangat baik menurutku. Aku berani bertaruh dia pasti mengucapkan kata itu sambil tersipu. 
"Oh, iya. Aku juga Cha." Memang tak bisa ku pungkiri aku merindukannya. Tapi seperti yang ku katakan sebelumnya, sepertinya memang aku tak bisa menepati janjiku lagi, di hatiku ini sudah tak ada lagi rasa untuknya. 
"Lagi apa, Gha?" tanyanya lagi.
"Hmm. Lagi mau ngerjain tugas nih. Eh, Cha. telponnya ditutup dulu ya. Aku lagi on fire ngerjain tugas nih. Oke Cha? Gapapa ya?" Ujarku berusaha semanis dan sesantai mungkin. 
"Oh iya, Gha. Gapapa kok. Semangat yaa.. Byee. Back to Indonesia ASAP!!" Ucapnya sambil memutuskan sambungan telepon. 

Huh... Ku tarik nafas dalam-dalam. Lalu ku lemparkan Handphoneku ke atas tempat tidur. 
"Arggh. Aduh Cha. kenapa aku bingung buat bilang itu ke kamu sekarang?" Ucapku kesal. 

***

Carissa's POV

Seperti biasa, aku baru saja menutup telepon dari nya. Dan seperti biasa pula dia selalu meminta aku menutup telpon itu tanpa ada basa-basi dulu. Setelah satu bulan kepergiaanya ke Singapura, anak itu memang agak berubah menurutku. Dia sudah jarang sekali menghubungiku. Oke, mungkin karna jarak yang cukup jauh antara Jakarta-Singapura, jadi intensitas telepon kami berkurang, setelah itu aku tau dia memang sudah mulai sibuk dengan tugas-tugas mata kuliahnya yang begitu padat, sama sepertiku. 

3 bulan berlalu... 
Dia sangat jarang menghubungiku. Untuk hanya sekedar mengingatkan ku untuk makan pun sekarang tak pernah. Email? jangan di tanyakan. Kotak masuk di email ku hanya ada beberapa, itu pun hanya email lama darinya. Berubah sekali dia. 

Hari ini ku sempatkan untuk menelponnya. Sengaja, karna hari ini adalah tepat satu tahun kami bersama. 

"Hallo, Gha." Sapaku seriang mungkin.
"Hallo juga, Cha." jawabnya lembut. 
"Happy Anniversary ya Gha." 
"Oh. iya." Jawabnya singkat. 

'singkat sekali. sangat singkat malah.' batinku. 

"Lagi sibuk ya Gha?" 
"Iya Cha. Udahan dulu ya." 
"Oke deh. Take care dear. Love you." ucapku manis.
"too.." lalu dia memutuskan telponnya. 

Lihat? betapa berubahnya dia. tapi aku berusaha meyakinkan diriku. bahwa dia akan menetapi janjinya. 

***

Agha's POV

Aku ingin cepat cepat mengakhirinya. Aku tau sekarang, kami hanya berada di tengah-tengah kebohongan yang jelas-jelas aku sendiri yang membuatnya. 

"Arggh.." Aku jadi kesal sendiri, setiap aku menginatnya. 

Tapi, maaf Cha. Sepertinya kita memang harus berakhir. Aku tak ingin ada kebohongan lagi di antara aku, kamu dan Varisa. 

***

Carissa's POV

Hujan kembali turun. Mengingatkanku padanya, terlalu banyak kenangan yang kami ukir bersama.

Triiing..
Ada sebuah email di handphoneku. 

Cha, sibuk Gha? Aku mau telpon nih. 

isi email itu ku baca dengan penuh senyum, jarang sekali dia yang menelponku. sesegera mungkin aku membalas nya. 

Enggak kok. Oke, aku tunggu. 

Tak lama kemudian, handphoneku berbunyi dengan senang hati aku mengangkatnya. 

"Hallo." Sapaku seperti biasanya. 
"Oh, Hallo Cha. Lagi sibuk gak?" 
"Oh, nggak Gha. Tumben kamu yang telpon." 
"hhe, Pasti mau ngomongin Anniv kita kan? Atau kamu mau pulang ke Indo? Kapan?" ku brondong dia dengan banyak pertanyaan.
"Bukan, Cha. Bukan itu. aku cuma mau ngomongin tentang hubungan kita." katanya terputus. 
"Emang ada apa Gha, sama hubungan kita? Hubungan kita baik-baik aja kan?" 
"Hmmm, gimana ya Cha. Aku cuma mau bilang. aku gak tega liat kamu kalo kek gini terus. Aku gak tega ngeliat kamu nungguin kabar dari aku terus. Aku gak mau liat kamu kek itu.
"Oh, jadi kamu maunya kita gimana?" suaraku bergetar, menahan tangis. 
"Kita putus ya?" katanya. 
"Oh, iya." Aku langsung memutuskan telpon tanpa mendengar penjelasan dia berikutnya. 

'Aku tak boleh menangis. Dia yang meminta, dan aku tak boleh menangis.' ucapku dalam hati. Tapi tanpa terasa, bulir-bulir bening dari mata ku sudah mulai keluar dengan sendirinya. 

***

Sudah hampir 2 bulan kami putus. Dan hari ini dia menghubungiku hanya untuk mengajakku bertemu. Aku menyanggupinya, karna memang hanya untuk bertemu sebagai teman. Dan dia pun berkata kalau akan ada orang lain juga di sana. bukan hanya kami berdua. 

"Hai Cha. Apa kabar?" sapanya ketika aku menghampirinya. dan jelas saja, seperti katanya tadi akan ada orang lain. aku jelas melihat seorang gadis cantik berambut panjang yang duduk di sampingnya. 
Seulas senyum terukir dibibirku. 
"Baik Gha. Amat sangat baik. Kamu?" tanyaku balik padanya. 
"Seperti yang kamu lihat. aku baik-baik saja." katanya sambil tersenyum. 
"Oh iya. keliatan jelas." aku kembali tersenyum.

"Oh, iya Cha. Ini Varisa." lalu gadis yang dikenalkan Agha tadi mengulurkan tangannya, aku pun menautnya.  
"Carissa." Ujarku.
"Varisa" Jawabnya lembut. 
"Pacar kamu?" Tanyaku pada Agha. 
Agha menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. 

"Ayo keluar, Cha. Hujan tuh. Mungkin bentar lagi muncul sesuatu yang indah di langit sana." Ajak Agha. 
"Masih tetep suka Hujan kah, Cha?" tanyanya lagi. 
Aku menganggukan kepala tanda menyetujui. "Iya, karna terlalu banyak kenangan ku bersama Hujan." 

"Maaf." Katanya sambil menarik tanganku setelah mendapat anggukan persetujuan dari Varisa. 

Dia mengajakku ke balkon cafe itu. 

"Maaf" Ujarnya sekali lagi. 
"Yaaa. Aku Bahgia kalo kamu bahagia. karena sekarang aku melihatmu menemukan pelangimu di saat hujan. Dan aku percaya suatu saat nanti, aku akan jadi pelangi di hati yang lain." Aku menatap hujan, lalu seulas senyuman terukir di wajahku. 

-the end-

Sabtu, 24 Desember 2011

JUNHO OPPA




OH, my god.
Kyeopta!! kata pertama yang gue ucapin waktu ngeliat Oppa yang satu ini.
HAHAHAHA.
mungkin gue telat kali yak. baryu tau kalo ada makhluk seganteng Junho Oppa. salah satu member 2pm yang membuat saya menambah fandom saya. dan saya sekarang adalah seorang HOTTEST.

Oppa, neomu neomu neomu kyeopta!!
LEE JUNHO OPPA.. SARANGHAEYO :*


Jumat, 19 Agustus 2011

7 Things

I probably shouldn't say this
But at times I get so scared
When I think about the previous
Relationship we shared

It was awesome but we lost it
It's not possible for me not to care
And now we're standing in the rain
But nothing's ever gonna change
Until you hear, my dear

The 7 things I hate about you!
The 7 things I hate about you, oh you
You're vain, your games, you're insecure
You love me, you like her
You make me laugh, you make me cry
I don't know which side to buy

Your friends, they're jerks
When you act like them, just know it hurts
I wanna be with the one I know

And the 7th thing I hate the most that you do
You make me love you

It's awkward and silent
As I wait for you to say
What I need to hear now
Your sincere apology

When you mean it, I'll believe it
If you text it, I'll delete it

Let's be clear
Oh, I'm not coming back
You're taking 7 steps here

The 7 things I hate about you!
You're vain, your games, you're insecure
You love me, you like her
You make me laugh, you make me cry
I don't know which side to buy

Your friends, they're jerks
When you act like them, just know it hurts
I wanna be with the one I know
And the 7th thing I hate the most that you do
You make me love you

And compared to all the great things
That would take too long to write
I probably should mention the 7 that I like

The 7 things I like about you!
Your hair, your eyes, your old Levi's
When we kiss I'm hypnotized
You make me laugh, you make me cry
But I guess that's both I'll have to buy

Your hands in mine
When we're intertwined, everything's alright
I wanna be with the one I know
And the 7th thing I like most that you do
You make me love you, you do

Selasa, 02 Agustus 2011

COUPLE OR TROUBLE

COUPLE OR TROUBLE
Chapter 1: WE GOT MARRIED

Sooyoung’s POV

“YOUNGIE!!” teriak seorang namja dari arah berlawanan.
Aku menolehkan kepalaku ke arah suara tadi berasal. Aku melihat namja itu, lalu melambaikan tanganku. Namja itu segera berjalan ke arahku.
“Ne?” tanya ku tersenyum.
“Dari mana saja kau? Aku mencarimu sejak tadi. Aku pikir kau sakit lagi.” Ada raut kecemasan dimatanya, entah itu memang sebuah kekhawatirannya padaku. Atau hanya pura-pura. Susah sekali menebak namja satu ini.
“Hhe. Mianhae Kyu. Aku bangun terlambat. Kenapa kau mencariku? Ada urusan apa? Kau itu selalu mencari ku tapi tak ada sesuatu yang penting.” Protesku kesal.
“Bisakah kau tidak memancing kemarahanku? Ini masih pagi Pabo.” Ujar anak itu kesal. Tapi itulah yang aku tunggu, wajah kesalnya yang cukup untuk memporak-porandakan hatiku.
“Harusnya aku yang mengatakan hal itu. Ada apa? Cepat katakan.” Ujar ku kesal, aku tidak tahan lagi berdiri disini.
Kali ini dia menyunggingkan senyumnya.
Ah, anak ini. berhentilah aku tak sanggup melihatnya. Kau ingin aku pingsan disini. Oh, dasar setan.
“Aku ingin meminjam buku tugasmu, Youngie. Aku belum mengerjakannya. Ini sudah hampir bell, tapi aku belum mengerjakannya.” Ucapnya dengan wajh memelas. Dengan malas ku ambilkan buku ku dari dalam tas.
“Gomawo. Nuna... Noemu Yeppeo.” Ujarnya tersenyum.
Entah terpaksa atau tidak. Tapi aku cukup senang dia menyebutku begitu.
“Kau juga. Berhentilah memainkan PSP-mu itu. Bagaimana kau bisa lulus sekolah dengan benar. Kalau kerjamu hanya bermain games saja.”
Dia hanya diam. Sampai aku melanjutkan kata-kataku.
“YAK! Berhenti menatapku begitu.” Ujarku memukulkan buku yang masih dalm genggamanku itu, ke atas kepalanya.

PLAKKK.

“Hei, PABO! Kalau kau tersanjung aku menatapmu seperti itu. Jangan pukul aku. PABO!!” teriaknya. Sementara aku sudah berlari menuju ke kelas.

***

di koridor menuju kelas aku bertemu dengan Yoona.
“Yoona, cepat sembunyikan aku dari Kyu. Bilang saja. Kau tidak melihatku ya?” ujar ku berlari ke arah tempat persembunyianku. Seolah tak terjadi apapun. Tak lama kemudia Kyuhyun datang.
“Hai, Yoona.” Ujarnya tersenyum. Aku mengawasinya dari tempat persembunyianku.
Hei, Kyuhyun Pabo. Kenapa kau bisa bersikap manis terhadap Yoona, sedangkan padaku tidak.
Aku terus mengumpat dalam hati.
“Yoona, Mian merepotkan. Apakah kau melihat Sooyoung?” tanyanya dengan senyum memikat.
Siapa coba yang tidak terpikat pada senyum seorang Kyuhyun. Aku bisa jingkrak-jingkrak kalau aku tidak punya rasa malu.
Betapa bodohnya kau Yoona, dengan polos dia menjawab.
“Ne. Aku melihatnya. Tapi, dia berkata kepadaku. Aku tidak boleh memberitahukan dia dimana padamu.”
Aku menepuk jidatku.
Oh, Yoona-ku. Betapa bodohnya kau. Aku tau Kyuhyun itu salah satu biasmu. Tapi bisakah untuk kali ini, kau bersimpati padaku. Apa kau ingin melihat aku mati di tangan SETAN satu itu. Aku terus mengumpat dalam hatiku. Namun, walau terus mengumpat telinga ku tidak berhenti untuk mendengar pembicaraan mereka.
“Ayolah, Yoona. Tolong bantu aku. Sekali ini saja.” Ujarnya memelas.
Sejak kapan seorang Kyuhyun memohon pada orang lain. Dia itu tidak pernah memohon. Aku mengumpat kesal.
Aku sedikit melihat wajah bingung Yoona. Antara ingin melindungi temannya dari Setan satu itu. Atau memilih untuk membantu idolanya itu mencariku.
“Ne. Dia... dia...” ujar Yoona agak terpotong-potong.

Teettttt.... Teeetttt....

Uh, save by the bell. Terima kasih, Tuhan. Kau menyelamatkanku.

Aku melihat Kyuhyun si Setan satu itu menghilang dibalik tembok dekat kelas kami. Aku segera keluar dari tempat persembunyianku dan segera menghampiri Yoona.
“Dia bertanya apa padamu?” tanyaku pura-pura tidak tahu,
Yoona malah menggelengkan kepalanya. Mungkin dia takut dengan tatapan evilku. Walau aku tak se-evil Kyuhyun, tapi siapapun yang melihat tatapanku, ku jamin bisa ketakutan.
Aku berjalan menuju kelas. Melihat Yoona tidak berjalan di belakangku, aku menoleh.
“Hei, ayo Yoong. Berhentilah menatap Sunbae yang kau sukai seperti itu. Tatapanmu itu akan membuatnya ketakutan atau malah memeberi tatapan kasihan padamu. Wajahmu terlalu memelas” Ujarku begitu menyadari dia menatap Sunbae Donghae.
“Ne.” Ujar Yoona disertai anggukan kepalanya.
Aku sengaja menggoda Yoona ketika aku melihat Donghae Oppa berjalan di koridor tempat kami berjalan.
“Hei, Yoong. Coba kau lihat Donghae berjalan ke arah kita.” Bisikku di telinganya. Wajahnya bersemu merah.
“Tapi, kau jangan pingsan di tempat seperti ini. tidak lucu, aku seperti orang bodoh menunggui kau sadar dari pingsanmu seperti waktu itu.” Aku tertawa geli melihat raut wajahnya yang bersemu merah, Malu! Aku berlari takut-takut dia akan mengejarku.
“Yak! Sooyoung tunggu saja sampai ku buka rahasiamu.” Teriaknya mengejarku. Aku hanya bisa tertawa, mana bisa anak polos seperti dia membocorkan rahasiaku. Tunggu saja kau. Tak akan selamat kau, kalau kau berani membocorkannya.

***

Kyuhyun’s POV

Kemana anak itu? Aku tidak melihatnya hari ini. kesal. Karena aku belum bisa membalaskan dendamku kemarin, dia malah tidak ada sekarang.
Aku mengacak-acak rambutku. Frustasi? Mungkin. Aku tidak sepenuhnya mengerti perasaanku. Aku tidak tahu. Bahkan aku tidak tahu, kenapa ada perasaan senang setiap kali aku mengganggunya.
“Berhentilah mengacak rambutmu, Kyuhyun-ah.” Ujar Eunhyuk menepuk pundakku.
Ah, monyet satu ini. selalu saja menggangguku. Aku mengacuhkan kata-katanya.
“Kenapa lagi, kau? Menunggu Choi Sooyoung lagi? Ingin mengganggunya?” tanya nya lagi.
“Hei, Monkey. Bisakah kau tidak menggangguku?” tatapku dengan kesal.
Aku kembali berkutat pada PSP-ku. Namun, aku tidak bisa memfokuskan perhatianku sepenuhnya pada game yang ku mainkan.
Kemana anak itu? Rasanya ingin ku lemparkan saja PSP ini. namun, mengingat betapa susahnya aku mendapatkannya aku mengurungkan niatku. Aku kembali mengacak rambutku.
Aku beranjak dari dudukku. Meninggalkan Eunhyuk yang menatapku dengan tatapan iba. Entah iba atau mengejek aku tak tahu.
Aku menghampiri Yoona yang duduk sendirian. Aku membalikkan tubuhku dan menghadap padanya.
Aku mengukir senyum tipis yang agak ku paksakan padanya.
“Hai, Yoona.” Ujarku.
“Mwo. Kyu?” tanya Yoona polos.
“Kemana Sooyoung?” tanyaku terang-terangan, terserah dia mau menanggapinya bagaimana,tapi saat ini, aku benar-benar ini mencari dia. Tak tahu untuk apa. Mau membalaskah dendamku kemarin? Atau hanya sekedar untuk melihatnya saja.
“Aku tidak tahu. Tapi, sepertinya dia sedang ada urusan keluarga dia izin tadi.” Ujar Yoona.
“kemana dia?” tanyaku ynag masih penasaran
“aku tak tahu, Cho Kyuhyun. Ada apa kau mencarinya?” tanya Yoona.
Aku hanya diam.
“berhentilah bersikap bodoh, Kyuhyun. Dia tadi bilang dia akan ke kantor Appanya.” Ujar Yoona yang langsung beranjak dari duduknya.
Aku langsung berlari menuju ke tempak dudukku. Aku langsung menarik jaketku dan pergi.
“Hei, mau kemana kau CHO KYUHYUN?” teriak Eunhyuk.
Aku hanya berbalik sejenak tersenyum padanya dan membentuk lingkaran sebagai tanda OK dengan jariku.

***

Sooyoung’s POV

Kacau. Kacau. Kacau. Kenapa Umma marah-marah? Umma itu Cuma punya kucingku.
“Youngie, punya siapa ini?” tanya Umma hari ini begitu aku tiba di rumah.
Aku kaget. Alisku menukik.
“dimana Umma menemukannya?” tanyaku gugup. Wajarlah. Siapa yang tidak gugup. Benda itu.
“Cepat katakan padaku?” Umma mulai menekankan kata-katanya.
“itu, bukan punyaku.” Ujar ku gugup.
“bisakah kau menjawabnya tanpa ketakutan.” Ujar Umma.
Betapa Bodohnya kau Sooyoung. Harusnya kau segera membuangnya. Mana itu bertanda positif pula. Matilah aku sekarang.
“tunggu saja kau. Sampai aku menceritakan hal ini pada Appamu.” Ujar Ummaku yang langsung keluar dari kamarku, sambil membanting pintu. Aku tak bisa berkata-kata hanya diam.
OMO.!!!
Aku berani sumpah. Itu bukan punyaku. Dasar Sooyoung Babo!!!! Umpat ku dalam hati. Itu Cuma punya Berry, kucing betina ku.

Flashback.

“hai, Kucing cantik? Apa kabarmu? Kau terlihat gendut.” Ujar ku bebicara pada Berry.
“atau jangan-jangan kau sedang hamil?” tanya ku lagi.
Kucing ku itu, hanya mengeluarkan bunyi khas kucing “Meong.”
Seperti biasa ide gila ku muncul. Aku memutuskan untuk membeli sebuah alat pengetes kehamilan untuk kucingku, inget untuk kucingku. Bukan aku!
Sudah 3 kali aku mengetesnya dengan 3 alat yang sama namun, dengan merek yang berbeda.
“Ha? Kau hamil, Berry. Selamat ya. Semoga kau memberiku anak-anak yang cantik ya.” Ujarku mengelus kepalnya.
Seperti dia tau apa yang ku ucapkan, dia mengeong.

Flashback end.

Setelah mengetes Berry, aku pergi tidur. dan meninggalkan alat itu begitu saja. Betapa bodohnya aku. Untuk kesekian kalinya aku menyalahkan ku sendiri.
Bodoh. Bodoh. Bodoh. Bodoh.

***

Ada apa lagi hari ini. Ya, Tuhan. Mengapa selalu saja hidupku tidak tentram beberapa hari ini.
Aku menoleh melihat sebuah mobil yang ku kenali sebagai, mobil Kyuhyun.
Ha? Siapa? Kyuhyun? Untuk apa setan itu datang kerumah ku?
Oh, Umma, Appa. Ada apa lagi ini?
“Aku pulang.” Ujarku begitu memasuki rumah.
Aku melihat ruang tamu ku penuh.
“Annyeyong Haseo.” Ujaku lagi sambil membungkukkan badan ku.
“Oh, kau sudah pulang, Sooyoung.” Ujar Umma mendekatiku. Beliau membawaku ke arah mereka yang duduk di ruang tamu.
“Tapi, Umma. Aku mau ganti pakaian ku dulu.” Tolakku halus.
“Duduklah dulu, CHOI SOOYOUNG!” ujar Appa keras. Aku mematuhi perintahnya, dan duduk di sebelah Setan satu itu.
“kenapa kau disini?” tanyaku begtu duduk di sebelahnya.
“aku pun tak tahu. Tapi, sepertinya akan ada sesuatu di antara kita?” ujarnya.
Alis mataku tertarik ke atas. Aku mengernyitkan dahiku.
“Cho Kyuhyun, bisa kau jelaskan padaku, kejadian waktu itu?” tanya Appanya.
“Ne?” tanyanya yang tidak fokus, yang masih ke memfokuskan matanya pada PSP-nya.
“Kau ini, lepaskan dulu. Kebiasaanmu bermain game itu.” Ujar Ummanya kesal.
“Coba kau jelaskan, bagaimana kejadian yang ada di toilet di kantor Tuan Choi!” suara Appanya mulai menajam. Begitu juga tatapan Umma dan Appaku.

OMO!

Aku baru mengingat kejadian 2 hari yag lalu. Oh, Tuhan masalah apalagi ini.

Flashback.

“Appa, aku mau ke toilet dulu, mother nature is calling, Appa.” Ujar ku berlari terbirit-birit.
Ketika sampai di depan toilet wanita aku berhenti. Astaga! Penuh! Kenapa orang-oang hari ini? Diare? Atau apa?
Aku mencoba mencari toilet wanita terdekat lagi. Namun, tidak ada. bulatkan tekatku. Aku memasuki toilet kosong itu.
Setelah selesai, aku ingin keluar, namun aku tahu ada derap langkah seseorang. Akh, seseorang. Matilah aku.
Dari pada aku menunggu dia keluar tidak selesai-selesai, akhirnya aku memutuskan untuk keluar. Lebih baik aku lari saja.
“Oh, Sakit Babo!!” uja namja itu.
Aku tertunduk malu. Aku menabraknya. Aku mengenali suara itu. Setelah aku melihat wajahnya..
OH, CHO KYUHYUN. SI EVIL itu.
Dia tersenyum geli. Aku tahu senyum itu mengejek. Sudahlah. Aku langsung berlari menjauhinya.

Flashback end.

“Yak, CHO KYUHYUN, CHOI SOOYOUNG. Kalau kalian berdua tidak mau menjelaskan, aku tidak mau hubungan pertemanan kami tercoreng karena kelakuan kalian berdua. Bagaimana kalau kalian menikah saja?” ujar Appaku.
“Iya, kalian menikah saja. Hitung-hitung untuk mempererat hubungan pertemanan dan pekerjaan kami. Kalian menikah saja.” Ujar Appa Kyuhyun menganggukkan kepalanya.
“SHIREO!!!!” teriak ku.
“Wae, Sooyoung? Tak usah membantah kataku.” Ujar Appaku. Aku hanya pasra.
Kenapa evil ini, tidak ikut-ikutan menolak. Dia malah asik dengan PSP-nya. Oh, tidak . MIMPI BURUK BAGIKU.

***

Aku terduduk diam di depan layar laptop ku. Oh, tuhan. Kenapa ini? Sepertinya itu bukan Appaku. Appa ku tidak pernah berkata seperti itu.
Oh, kenapa harus CHO KYUHYUN.
Umma. Appa. Kenapa semua berakhir begini? Hidupku tak akan nyaman. Ya Tuhan.
Kenapa si evil itu tidak ikut menolak. Kita masih SMA, CHO KYUHYUN. Apa dengan cara ini, kau bisa menindasku? OMO!!!. Aku tidak mau.

***

Kyuhyun’s POV

Mwo? Menikah?
Cukup seru untuk dicoba. Entah apa yang ada dipikiranku saat itu. Tapi, aku memang sama sekali tidak ada niat untuk menolak tawaran itu. Aku tahu kami masih SMA. Tapi kan sebentar lagi, akan lulus tinggal menghitung waktu saja. Tidak akan ada masalah. Menikah muda? Toh sekarang sudah banyak yang menikah muda. Bukan hal tabu lagi kan?
Aku tahu pasti, anak cerewet itu akan berpikir. Kenapa harus aku? Tapi, yak. Itu semua mugkin takdir. Siapa yang bisa menolak?
Nikmati saja, CHOI SOOYOUNG. Aku tersenyum geli mengingat tingkahnya saat itu.

***

Sepanjang koridor menuju kelas, aku tak henti-hentinya tersenyum. Terserang demam apa aku? Kemana image ku yang so cool, bicara saja jarang, kalau tidak dengan teman-teman yang aku kenal apalagi mau tersenyum.
Aku melihat EunHyuk berjalan ke arahku.
“Waeyo? Kyuhyun-ah? Apa kau gila? Berhentilah tersenyum. Sejak tadi aku memperhatikanmu.” Ujarnya ikut berjalan di sampingku.
Aku menatapnya tajam.
“Ne, ne. Baiklah, aku tidak akan menyuruhmu berhenti tersenyum. Tapi, jangan tatap aku seperti itu, Ara?”
Sejak kapan anak ini bisa memerintahku.
“Hei, Lee Hyuk Jae, bisakah kau berhenti memerintahku?” tanyaku kesal dengan tatapannya.
Dia malah nyengir.
“Mianhaeyo. Aku tidak akan memerintahmu lagi. Tapi sejak kapan kau mengubah image mu?” ujarnya.
Aku tidak menanggapi kata-katanya. aku malah sibuk dengan PSP di tanganku.
Hei, ngomong-ngomong kemana Choi Sooyoung yang akan menjadi istriku itu? Apa dia takut menemui calon suaminya ini?
Rasanya ingin tertawa menanggapi pikiran bodohku itu.
Belum hilang pikiran bodoh yang berkutat dikepala ku itu, dia sudah berdiri di hadapanku, dengan gayanya seperti biasa. Melipat kedua tangannya di dada, dengan rambut ekor kudanya.
Aku tersenyum mendapati dia sudah ada di hadapanku sekarang.
“Yak, Kyuhyun Babo. Apa kau menyadari ada aku disini?” tanya nya.
“Ne?” ujarku tak fokus.
“bisakah kau perhatikan aku dulu, Kyu.” Ujarnya kesal. “Atau ku banting PSPmu.” Ujarnya tersenyum bangga.
Mendengar kalimat terakhir yang terlontar dari mulut nya itu. Refleks ku sembunyikan benda kesayangan ku itu.

Eunhyuk yang masih ada disitu memang sudah sering memperhatikan keributan kami. Biasanya aku tak pernah menyuruhnya pergi, supaya dia melihat bagaimana cara aku menjatuhkan seorang juara kelas seperti CHOI SOOYOUNG. Namun, kali ini ku usir dia.

“Hei, Monkey. Bisakah kau pergi? Ada yang ingin kami bicarakan.” Ujar ku dengan menatapnya tajam.
“Yayayay. Selesaikan lah pertengkaran kalian berdua. Sebentar lagi akan bell. Jadi cepat selesaikan atau tidak kalian akan mengalami nasib yang sama seperti waktu itu. Hahahah.” Ujarny tertawa keras.
Setelah kepergian Eunhyuk. Dia segera menarikku pergi dari koridor itu. Mungkin dia takut, koridor ini terkenal ramai, sejak kapan CHO KYUHYUN dan CHOI SOOYOUNG menjadi teman, kalau ada orang yang melihat kami bisa gawat.

***

“apa yang ingin kau bicarakan?” tanyaku tersenyum.
“Hei, kau ini. kenapa kemarin kau tak menolak permintaan orang tua kita?” semprotnya.
“kita ini masih SMA, CHO KYUHYUN!” lanjutnya.
“Lalu?” jawabku.
“Aku tidak mau.” Ujarnya tertunduk lesu.
“Kenapa kau tidak mau? Harusnya kau bangga, tanpa memohon, atau mengemis untuk menjadikanku pacarmu, bukan pacar malah. SUAMI. Tidak seperti yang lain yang memohon padaku.” Ujarku sssmenyombongkan diri.
“Hei KYUHYUN babo!! Bisakah kau tidak menyombongkan dirimu.”ujarnya kesal.
“Atau kau senang bisa menikahi ku karena kau, bisa terus menggangguku kapan saja. “ ujarnya lagi dengan gaya ready to war. “Masih SMA, Cho Kyuhyun. Masih SMA. Mau di letakkan dimana wajahku ini. kalau teman-teman mengetahuinya.” Lanjutnya lagi.

Alis mataku menukik keatas.

“Ingat, Choi Sooyoung. Sebentar lagi kita lulus SMA. Menikah muda itu bukan hal tabu lagi. Aku jamin tidak akan ada yang mengetahuinya. Untuk apa kau menyibukkan mau kau letakkan dimana wajah mu itu. Wajahmu tak kan kemana-mana dia akan tetap disitu melekat di rongga kepalamu. Kalau ada yang mengetahui tak usah malu, kau tidak menikah dengan seekor HEWAN kan? Kau menikah dengan ku. Menikah dengan seorang Cho Kyuhyun.” Ujar ku lembut.
Sejak kapan nada suaraku berubah menjadi lembut ketika bicara padanya.
Aku melihat raut wajahnya yang berubah lesu. Seakan tak ada nyawa untuk hidup.
“Yasudah” ujarnya. Lalu pergi meninggalkanku yang terbengong melihat sikap yang tadinya ready to war sekarang berubah menjadi seperti itu.

***

Sooyoung’s POV

Aku tertunduk lesu. Aku kira dia akan sependapat padaku. Dan kami bisa sama-sama menolak perjanjian bodoh itu.

Tapi, sepertinya dia malah menikmati semua itu. Memang menikah tak seburuk pikiranku. Tapi, kalau aku menikah dengan seorang CHO KYUHYUN(walau aku menyukainya) tapi tetap saja mimpi buruk yang tak akan ada habisnya.
Pasti akan ada petengkaran. Ah, kepala ku saja sudah pusing membayangkannya apalagi akan menjalaninya,

***

aku ingin menyampaikan sebuah aspirasi dari pemikiranku beberapa hari ini, pada Umma dan Appaku.
Ketika semua akan selesai menyantap makan malam. Aku berkata
“Umma, Appa. Bisakah kau batalkan saja kata-kata kalian waktu itu?” ujar ku sambil tertunduk lesu.
“Batalkan? Tidak bisa Sooyoung.” Ujar Appaku.
“Yasudah. Kalau tidak bisa. Bisakah kami tak usah langsung menikah? Atau kami bertunangan saja?” tanyaku sepelan mungkin.

Appa menatapku tajam. Umma merangkul bahuku. Ingin sekali rasanya menangis. Padahal aku tak berbuat apapun tapi kenapa aku malah di hadapkan pada posisi seperti ini.
Aku hanya bisa pasrah sekarang. Menunggu keajaiban yang akan datang padaku nanti .

Setelah menyelesaikan makan malam aku kembali ke kamarku. Hampir 2 jam, Aku terduduk lesu di depan layar laptopku. Mata ku mulai berair, pedih.

Mataku beralih pada handphone yang ada pada genggaman ku sekarang.
Ku buka slide handphone ku. Ku tekan beberapa nomor yang memang ku hafal akhir-akhir ini. ingin ku tekan tombol hijau di handphone ku yang menandakan aku akan menelpon nomor tersebut.

Tapi, ku urungkan niatku. aku beranjak dari duduk ku, berjalan menuju tempat tidur ku.
belum lama aku meletakkan handphoneku diatas meja, handphoneku berdering.

Aku menatap layar handphoneku. Nomor yang ingin ku telpon tadi. Kku slide handphone ku.
“Yoboseyo.” Ucapku lembut.

“Yoboseyo.” Ujar suara di sebrang.

“Apa kau belum tidur?” lanjut suara di seberang.

“Belum.” Ucapku singkat. “Ada apa kau menelponku?” tanyaku.

“Ani.. Cuma ingin menanyakan hal itu saja. Ya sudah, tidurlah sekarang. Sudah terlalu larut ini.” ujarnya.

“Ne.” Ucapku.

“Selamat malam” ujarnya.

Aku menutup slide kembali slide handphone ku. Dengan menahan kantuk yang mulai menyerangku. Aku kembali terduduk di depan laptop, sampai akhirnya aku tertidur di hadapan laptopku.

***

Ketika sampai di sekolah aku hanya duduk diam. Aku tau Yoona sedang memperhatikanku, namun aku sengaja tak meliriknya.
“Youngie, kau tidak tiduk lagi? Lingkaran hitam di matamu besar sekali. Atau kau baru saja sudah menangis?” tanya Yoona.

Masih tidak meliriknya aku menggelengkan kepalaku.

“Kenapa kau? Kemana Sooyoung yang heboh? Yang ceria? Pemberontak itu.” Ujarnya lagi

Aku tetap diam.

“Sudah beberapa hari ini, aku melihatnu tak semangat.” Lanjutnya lagi.
Aku tak mau dia mengkhawatirkaku, aku terpaksa menoleh dan tersenyum kecil padanya. Aku yakin dengan cara seperti itu biasanya dia mengerti. Ya, benar saja, seorang Im YoonA benar-benar tak menggangguku lagi.

Aku sempat melirik Kyuhyun, yang tingkahnya sama sekali tak berubah walau mwndengar keputusan orang tua kami. Mataku dan matanya bertemu.

Matanya seperti berbicara, padaku. ‘Ada apa dengan mu? Ada masalah? Nothing Problem kan?’ ujar mata itu.

Aku balik menatapnya sinis. Terserah dia mau menanggapinya bagaimana. Yang pasti aku sedang tidak mau berdebat.

***

“Pulang bersama ku?” tanyanya menghampiriku.
“Anii. Aku tidak mau.” Jawabku sambil menatapnya sinis.
Aku pergi menuju mobilku. Tapi, kenapa dia malah membuntutiku. Aku menoleh menatapnya sinis.
“Pergi tidak kau!!” teriak.
“Tidak perlu berteriak. Aku tidak mengajak pulang bersama ku lagi. Aku menuju mobilku yang terparkir di sana.” Ujarnya menunjuk sebuah mobil hitam mengkilap.

Malu! Ya, benar saja. Aku pasti malu.

***

Malas benar aku pulang. Malas sekali.
Setelah 2 jam aku berkeliaran di jalanan Seoul, tanpa ada arah yang jelas. Akhirnya ku putuskan. Keyika aku akan memasukan mobilku ke garasi. Ku lihat bnyak sekali mobil yang terparkir di sana. Akhirnya ku urungkan niat ku.
“Aku pulang.” Ujarku membuka pintu.
“Annyeong haseo.” Ujar ku membungkuk badanku.
Kyuhyun lagi? Kenapa dia tidak henti-hentinya ada di rumah ku? Kau kira ini rumahku ini tempat transit mu. Lalu, terpintas di kepalaku. Jadi ini tujuan dia mengajakku pulang tadi.
“Umma, aku ganti pakaian ku dulu.” Ujarku langsung berlari menaiki tangga.
Ku putuskan menggunakan celana selutut berbahan denim dengan kaus putih polos.
Sebelum aku turun, lebih baik aku mencuri dengar dulu pembicaraan mereka.
“Kapan sebaiknya kita melangsungkan ppernikahan itu?” itu suara yang ku kenali sebagai suara Appaku.
“Secepatnya saja.” Ujar Appa Kyuhyun.
“Bagaimana Kyuhyun apa kau setuju?”
“Aku ikut saja.” Aku sempat melihatnya masih berkutat dengan PSP nya itu.
Akhirnya ku putuskan turun.
“OH, iya, kenapa kita tidak bertanya pada Sooyoung?” ujar Umma Kyuhyun.
Aku hanya tersenyum terpaksa.
“Ah, tidak perlu. Dia pasti ikut apa yang ku katakan.” Ujar Appa.
Ah, Appa keterlaluan. Kenapa mengambil keputusan begitu saja. Tidak sopan. Aku mengumpat kesal.
“Wah, berarti dia anak yang tidak banyak menuntut. Harusnya kau bersyukur bisa mendapatkan anak yang tidak banyak menuntut seperti Sooyoung.” Ujar Ummanya sambil menepuk pundak Kyuhyun.
“Ne?” ujarku tersenyum.

***


Kyuhyun’s POV

2 bulan, setelah pembicaraan anatara dua keluarga. Akhirnya di putuskan 1 minggu lagi kmi menikah.
Aku tahu, Sooyoung pasti tidak menerimanya. Aku juga idak, tapi aku tidak mau kualat.

***

15 menit yang lalu, aku baru saja menikah dengan gadis cerewet ini. tapi, disini aku tidak bisa menemukan teman-temnku ataupun temannya, kecuali Eunhyuk dan Yoona.
Kami sekeluarga sepakat tidak mau mengundang siapapun. Kecuali Yoona dan Eunhyuk yang memang cukup dekat dengan kami.
Ketika, Eunhyuk memberi ucapan salam padaku. Dia tertawa melihat kelakuan kami.
“Baru kali ini, aku melihat ada pasangan dalam suatu pernikahan yang benar-benar tidak mesra.” Ujar nya menepuk pundakku.
“Hei, kau ini, Monkey. Kau mau kami seperti apa?” jawab Sooyoung.
Dia malah tertawa.
“Buang semua pikiran yadong mu itu, ya?” ujar ku menatapnya tajam. Seakan ingin membunuhnya,
“Hei, hei. Kau pergi bersama Yoona?” tanya ku lagi.
“Ne.” Ujarnya singkat.
“Saengil Chukkae” ujar Yoona lagi.
“Hati-hati Yoona. Nanti dia bisa jatuh cinta padamu. Aku tidak mau kau jatuh pada orang Yadong seperti ini.” ujar ku.
Aku bisa melihat raut wajah yeoja yang sekarang berubah, seakan berbicara.
“Barusaja menikah. Kau sudah memperhatikan orang lain. Awas saja kau CHO KYUHYUN. KU BUNUH KAU.” Dan Yoona tersenyum.

***

Sooyoung’s POV

“Kami sudah memberikan apartemen di sekitar sini. Jadi kalian tidak tinggal dengan kami lagi.”
Oh, Umma tega sekali kalian. Masa’ kau biarkan anak mu yang cantik ini hidup dengan SETAN seperti dia.
Dengan terpaksa ku anggukan kepala ku.
Begitu selesai mengemasi barang-barangku. Kami langsung berangkat ke apartemen itu.

***

2 kamar? Oh, bagus lah.
Aku langsung menempati kamar utama.
“Kenapa kau kesitu? Itu kamarku.” Ujarnya.
“Apa kau bilang kamar mu? Hei, Namja Babo. Apa kau gila? Aku sudah menempatinya terlebih dahulu. Jadi kau harus menerimanya.” Ujarku meninggalkan dia yang masih terdiam di tempat.
Aku melepaskan seluruh atribut yang ku gunakan saat pernikahan tadi. Menggantinnya dengan celana pendek berwarna kuning, dengan kemeja longgar.
Pintu kamarku di ketuk. Pasti Kyuhyun. Siapa lagi? Yang tinggal di rumah ini kan hanya aku dan dia.
Pintu kamarku terbuka, kepala namja gila itu muncul.
“Bagaimana aku bisa memasukkan pakaian ku kalau tidak ada lemari di kamar itu?” tanyanya.
“Cepat bawa sini. Ah, kenapa Umma menyusahkan sekali.” Ujar ku.

***

Minggu, 31 Juli 2011


lagi suka sama lagu B2ST yang FICTION.
walaupun belum mendalami orang-orangnya. tapi saya cukup tertarik :)




[DJ] Ajik nan neol itji mothago
Modeun geol da mitji mothago
Ireohke neol bonaeji mothago oneuldo

[JH] Dashi mandeuleo bolke uri iyagi kkeut naji anhge aju ginagin
Salgacheul pago seumyeodeuneun sangshilgameun jamshi mudeodulke
Saero sseo naeryeoga shijakeun haengbokhage utgo ittneun neowa na naega nal
Ddeonaji mothage baekyeongeun chulguga eobtneun jobeun bang an

[KK] Amureohji anhge nege kiseu hago
Dalkomhan neoui gyeoteul ddeonagajil mothae
Urin kkeut iraneun geon eobseo

[HS] Ireohke nan ddo (Fiction in Fiction)
Itji mothago (Fiction in Fiction)
Nae gaseum sok-e kkeut naji anheul iyagil sseugo isseo

[YS] Neol butjabeulge (Fiction in Fiction)
Nohji anheulge (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeut naji anheun neowa naui iyagi sogeseo oneuldo in Fiction

[KK] Jigeum yeogin haengbokhan iyagildeul bakke eobseo
Neomu haengbokhan uri dulman-ui iyagi ga ireohke (hyeonsilgwaneun dareuge) sseo isseo
Jeomjeom chaeweojigo isseo
[ Lyrics from: http://www.lyricsmode.com/lyrics/b/b2st/fiction.html ]
[HS] Neoneun naegero dallyeowaseo anhgigo
Pum anh-e angin neoreul naneun jeoldae nohji mothae (mothae, mothae)
Urin kkeut-iraneun geon eobseo

[DW] Ireohke nan ddo (Fiction in Fiction)
Kkeunhji mothago (Fiction in Fiction)
Nae gaseum sog-e kkeut naji anheul iyagil sseugo isseo

[YS] Neol butjabeulge (Fiction in Fiction)
Nohji anheulge (Fiction in Fiction in Fiction)
Kkeut naji anheun neowa naui iyagi sogeseo oneuldo in Fiction

Dashi hanbeon deo malhajiman
Jigeum neoneun nae yeop-e ittdago geureohke mitgo isseo nan

[DW] (hajiman Fiction)
[JH] Nan mokjeokeul irheobeorin jakga i soseolui kkeuteun eotteohke mamuri (namanui Fiction) jieoya hae
Saranghae saranghae saranghae saranghae saranghae i se geuljaman (modu da Fiction) sseo naeryeoga
Modyeojin pen nunmullo eollukjin nalkeun joh-i wiro (modu da Fiction)
Haengbokhal sudo seulpeul sudo eobseo i iyagi neun

[DJ] Jigeum nan neomunado haengbokhan saenggak-e iyagireul sseujiman
Modeun ge baramil bbunirago yeojeonhi

[KK] Nan haengobkhan geol (Fiction in Fiction in Fiction)
[HS] Uri hamkke-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
[DW] Ije shijak-in geol (Fiction in Fiction in Fiction)
[YS] Kkeuteun eobtneun geol (Fiction in Fiction in Fiction)


Sabtu, 16 Juli 2011

SHINee- Hello Lyric

Ireol ttaereul bomyeon na
eorigineun hangabwa nun ape
dugodo eojji haljul molla
Eotteoke deul sarangeul shijakago ineunji
sarang haneun saramdeul malhaejwoyo

Eonjenga geunyeo soneul jaba bol nal olkkayo
Gameun dunun wiye kiss-haneun naldo wajulkkayo

Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom seotuljin mollado
Who knows eojjeom urin jal dweljido molla

Naega dagaseoya haneunji deo gidaryeoya haneunji
Modu dareun mareul haneunge deo eoryeowo, midulsu eopgejyo
Bogiboda nuni nopayo ireon il nan heunchi anayo nae mal mideojwoyo, yeah

Amureoji anke geunyeol aneul nal olkkayo
Saengakan daero modu irwojin dan mal mideoyo

Hello, hello, nareum daero yongil naesseoyo
Hello, hello, jamshi yaegi hallaeyo
Hello, hello, naega jom seotuljin mollado
lyricsalls.blogspot.com
Who knows eojjeom urin, oh yeah

Cheo-eumeun anijyo sashil malhaja myeon sarando ibyeoldo haebwajyo
Hajiman eoryeowoyo imareul mideojwoyo geudaeneun dallayo

Hello, hello, ibeonen nareul da geolgeyo
Hello, hello, oh yeah, baby, baby, baby girl
Hello, hello jigeumeun eotteolji mollado
Who knows eojjeom urin

Hello, hello, oh yeah
Hello, hello, naege gihwereul jwoyo
Hello, hello, geure jigeumeun eotteoji mollado
Who knows, uri duri

Hello, nae gyeoteul maemdon geu shigan deureul gyesok
Geu eotteon gippeum gwado bigyo motae no more, geudael ijen pyohyeon halsu eopgo
Nae soneul japneun damyoen never let you go, ireonge sarangi myeon jeoldae an nochyeo
Who knows, uri duri
Unmyeongil jimolla
Hello, hello



English Translations:

When I act like this I realize I’m actually young
[She’s] right in front of me but I don’t know what to do
How do did you start love?
People who have loved please tell me
Will there be a day when I hold her hand?
Will there be a day when I kiss her above her closed eyes?

Hello Hello I acted confidently
Hello Hello I want to talk to you for a moment
Hello Hello I might stutter a little, though
Who knows we might actually be together

Should I confront [her]
Should I wait [for her]?
It’s harder when everyone else says something different (You can’t believe it right?)
Having high standards, this isn’t a usual thing for me
Please believe in me yeah
Will there be a day when I hug her freely
I believe that what we think can come true

Hello Hello I acted confidently
Hello Hello I want to talk to you for a moment
Hello Hello I might stutter a little, though
Who knows we might actually… oh yeah

This is not the first time
Truthfully I’ve loved and parted
But it’s hard, please believe in me
You are different

Hello Hello This time I’ll put myself out there
Hello Hello Ooh yeah~ Baby Baby Baby girl
Hello Hello I don’t know how you’re feeling now
Who knows we might actually…

Hello Hello Uh~~yeah
Hello Hello Please give me a chance
Hello Hello I don’t know how you’re feeling now
Who knows we might actually….
(Rap Hello Those times together circle around me and can be compared to no other blissful feelings No More I can’t express feelings anymore so if you take my hand Never let you go If this is love I’ll never let it go
Who knows us two)
This might be destiny
Hello Hello

Key's Photos